Selasa, 28 Juli 2015

Kenapa Pandai MAslah Agama Tidak Menjamin Kesuksesan Seseorang

BISA UNTUK MENJADI RENUNGAN DIRIKU & DIRIMU...
Kenapa Pandai MAslah Agama Tidak Menjamin Kesuksesan Seseorang

Alhamdulillah sekarang kita dalam keadaan memeluk agama Islam. Ya, agama yang Allah cintai dan membawa kita pada keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Islam Allah perkenalkan melalui para Nabi dan Rasul-Nya. Dengan hadirnya Islam di dunia ini, setidaknya mampu memberikan nuansa baru bagi kehidupan dunia yang penuh dengan godaan, cobaan, rintangan bagi yang menyadarinya. Bagi yang tidak, mereka akan menganggap dunia adalah Surga, penuh nikmat, hidup bebas, dan tempat bersenang-senang.
Sebagai seorang yang beragama Islam, kita diwajibkan untuk mengerti perihal agama kita sendiri. Belajar agama mulai dari membaca alif, ba', ta', hingga mengerti tentang hikmah di balik ciptaan Allah di dunia ini. Selain itu, kita juga harus mengetahui tentang perintah-perintah-Nya serta larangan-larangan-Nya. Tentu dalam hal ini tidak bisa kita mengerti tanpa belajar terlebih dahulu.
Banyak diantara kita yang jago perihal agama. Bahkan sangat mahir jika diminta untuk menjawab berbagai persoalan yang terjadi di dunia ini. Mulai dari permasalahan yang sederhana hingga problematika yang kontemporer seperti halnya pacaran, dan sebagainya. Bahkan kebanyakan diantaranya adalah lulusan pondok pesantren, karena dalam lembaga pendidikan ini memang yang paling diprioritaskan adalah ilmu agamanya.
Namun apakah dengan berbekal ilmu agama yang mumpuni, selalu mampu menjawab setiap diberi persoalan, dan bacaan sehari-hari adalah kitab klasik para imam terdahulu menjadi seseorang itu meraih kesuksesan? Neraca kesuksesan yang saya perbincangkan saat ini adalah dalam hal dunia, karena jika diakhirat hanya Allah yang berhak untuk menimbang, menilai dan menentukannya.
Banyak diantaranya mereka yang dijuluki gudangnya ilmu agama oleh masyarakat, namun justru berada dalam hiruk pikuk perekonomian. Tidak sedikit mereka yang pintar agama, namun bahkan dalam hal makan saja masih 'mengemis' kepada orang lain. Hal ini bukan lantaran Allah memberikan cobaan kepada mereka, bukan pula Allah sedang mengujinya, namun marilah berpikir lebih rasional menggunakan akal sehat.
Saya punya teman dulu yang gak pinter-pinter amat soal agama, tapi sekarang ia sukses menjadi seorang polisi. Karena saya tahu dulu ia sering sholat dhuha di masjid ketika temen-temen kebanyakan sedang istirahat. Punya juga teman yang sekarang punya perusahaan yang menurut saya cukup besar, bergerak di sektor budidaya ikan. Dulu dia sering mengajak temen-temen sholat fardhu ketika kumandang adzan sudah terdengar, gak peduli guru di kelas atau tidak. Saya juga punya temen yang sekarang Allah mudahkan rezekinya mulai dari beasiswa, diundang di banyak event, sampai jadi orang terkenal di kampusnya. Karena ia sangat rajin bersedekah, bahkan setiap harinya.
Sedikit merenung, ternyata mereka yang Allah mudahkan dalam urusan dunia bukanlah mereka yang pintar agama, bukan pula mereka yang sering baca-baca buku agama, dan profesinya pun tak pula berkecimpung dalam hal agama. Melainkan mereka adalah yang taat terhadap agama, yang selalu menjalankan perintah agama, tanpa basa-basi, tanpa bertele-tele, tanpa debat sana-sini. Merekalah yang Allah mudahkan dalam urusan dunia.
Mungkin selama ini kita sibuk dengan agama kita sendiri. Meneliti mana yang sebenarnya dijadikan pegangan, mana yang dijadikan pedoman, bahkan banyak mencari literatur, bertanya kesana-kemari, bahkan tiada hari tanpa ilmu yang di dapat selain ilmu agama. Tapi, kita tak pernah mengamalkannya, kita hanya sibuk dengan ilmunya, kita tak pernah taat kepada-Nya secara utuh, hanya berusaha untuk mempelajari agama-Nya saja. Jika demikian, apa bedanya kita dengan mereka (orang asing) yang belajar agama kita, tapi akidahnya tetaplah kepada Tuhan selain-Nya.
(Luqman Abdurraman Shaleh/Mahasiswa S2 PAI di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang/Wasathon.com).

0 komentar:

Posting Komentar